navigasi menu

Thursday, December 14, 2017

Pengorbanan Seorang Ayah (Sepeda Ontel & Motor Upluk)

Bukan hanya di film atau di video yang beredar banyak di media sosial yang menunjukkan  seorang anak yang tidak mau diantar bapaknya menggunakan kendaraan yang jelek. Pastinya malu gengsi dengan teman-teman lainnya, ada kalanya diejek begini begitu yang membuat jiwa orang jadi terguncang. Entah jadi anak yang selalu menuntut orang tuanya harus punya motor bagus dll.




Beberapa waktu lalu media sosial juga dihebohkan dengan foto viral seorang bapak-bapak mengantar anaknya sekolah dengan sepeda ontel. Di foto tersebut tampak sesorang siswa bersekolah berseragam putih abu-abu kerudung putih dibonceng oleh lelaki tua menggunakan sepeda. Sepedanya bukan sepeda bagus tetapi sepeda ontel yang tak lagi mulus dan bagus. Kisah ini nyata bukan rekayasa,salut kagum kepada bapak yang memperjuangkan anaknya untuk bisa sekolah lebih salut lagi kepada si anak yang tidak gengsi di jemput ayahnya dengan mengendarai sepeda butut yang reot. Sangat jarang di era jaman sekarang ada anak yang seperti ini.

Duh, jadi baper dan keinget masa dulu waktu diantar jemput bapak tapi bedanya hanya di sepeda dan sepeda motor butut.

"Berikut sepenggal cerita pribadiku..."

Pada zaman dahulu eeee bukan zaman now ya...., kira-kira tahun 2009 awal-awal masuk SMK sering diantar jemput sama bapaak menggunakan sepeda motor butut yang sering mogok, pernah terbesit rasa malu iri sama teman yang lain. Karena aku takut naik kendaraan umum seperti bus. Tetapi aku berfikir kedua kali untuk apa aku malu! untuk apa aku iri! sedangkan aku sebenarnya sudah mempunyai hal yang lebih mahal dari motor bagus! Bapakkuyang tidak ternilai pengorbanannya, waktunya, sibuknya yang sudah beliau sempatkan untukku saat itu. Masih beruntungnya aku, karna yang dibawahku pasti lebih banyak tetap bersyukur karena roda itu berputar. 

Angan-angan dapat membeli sepeda motor yang lebih bagus pun sudah tercapai meskipun harus banyak bersabar bertahun-tahun sampai lulus SMK. Setelah itu aku melanjutkan kuliah di semarang sepeda motornya dibawa kakak, dan aku kembali lagi seperti awal-awal dulu aku sekolah SMK diantar jemput bapak lagi. Namun bedanya hanya sampai jalan raya kemudian aku naik angkutan umum (Bus) berani tidak berani harus belajar berani, pulang kuliah juga seperti itu harus dijemput lagi kira-kira selama dua tahun. Meski cuaca hujan angin badai tetap dijemput jam berapapun, ya kadang aku harus menunggu kadang juga bapak yang menunggu. 

Cukup sampai disini saja pengalaman pribadinya ndak usah panjang-panjang dan detail, kalau mengingat masa dulu jadi terharu nangis hiks hiks. Sampai sekarang juga motor bututnya masih setia dipakai bapak walaupun sudah ada yang lebih bagus ndak rewel-rewel tetep saja milihnya yang butut karena satu alasan (Ngirit) ^_^ heehee....

"Pokoke bapakku jos panjang umur sehat selalu

ora usah gaya nek isih gendol wong tuo, opo manih gengsi nak wong tuo ora sugih koyok bondone syahrini. Disyukuri tur yo usaha ben iso due bondo koyok syahrini nek sawah numpak jet kolet rudo loro amin heheheheheh

Terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca aktikel saya ini semoga-moga bisa bermanfaat dan ada hikmah yang bisa diambil dari cerita  dan pengalaman ku diatas.


Sumber : tribunnews 
⥲⥲⥲⥲  pengalaman pribadi

No comments:

Post a Comment